Rabu, 05 Oktober 2011

Interview dan Memberi Motivasi Pada Anak Asuh



Sebuah agenda yang sangat mengesankan, ketika saya bisa mewawancarai adik-adiku sedikit mendalam soal kehidupan pribadi dan keluarganya. Ada banyak persoalan terhadap dirinya, terutama soal keluhan mereka terhadap teman dekatnya yang tidak pernah menganggapnya positif, ada pula yang menganggap orang tuanya kurang perhatian,  juga hal lain yang harus disembunyikan dari dirinya, semua itu mereka luapkan dalam interview wali asuh semalam.
             Kadang saya tersenyum mendengar kisah menariknya dan terenyuh saat mereka meluapkan kisah yang mereka anggap menyakiti perasaannya, inisileal E misalnya yang hamper meneteskan air matanya saat menceritakan keadaan ayah dan ibunya yang kurang memberi perhatian padanya sejak dia duduk di bangku SD, dia merasa jarang sekali mendapat perhatian lebih dari kedua orang tuanya, orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani tulen, apa lagi pada saat musim panen tiba, hampir seharian penuh mereka habiskan waktunya di sawah demi mengais rizki yang halal.
            Suatu ketika, E berontak dan enggan pulang ke rumah selama sehari semalam, dia lebih memilih bergabung bersama teman-temannya di suatu tempat, akhirnya orang tuanya pun merasa kehilangan dan mencarinya. E dimarahin habis-habisan oleh orang tuanya, dan saking sayangnya kepada mereka, dia enggan mengulanginya lagi.
            Selain E juga ada yang mempunyai orang tua, namun orang tuanya jauh nun di Timur Tengah sana, sebut saja A yang sehari-hari selalu terlihat periang, gembira tanpa terlihat raut wajah sedih sedikit pun oleh saya, saya tercengang setelah mendengar kisahnya sejak pertama kali masuk ke pesantren, dia sudah tiga tahun ditinggal kerja oleh orang tuanya di negri kilang minyak sana, bahkan orang tuanya bilang, mereka akan pulang setelah A lulus kuliah nanti. Kini A hidup bersama nenek dan bibinya, dan dia merasa terhibur setelah masuk pesantren, karena banyak teman-teman yang dapat menghiburnya dalam kesedihan.
            Hingga kini mereka berdua masih bertahan di Pesantren tempat mereka mempelajari ilmu agama, dan akan melanjutkan pendidikan SLTA-nya di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya, kemungkinan mereka akan mesantren lagi di tempat yang berbeda, karena menurut mereka percuma tinggal di rumah, kalau tak ada orang yang mereka sayangi hadir disisinya.
            Dari keenam adik-adikku yang saya wawancarai secara mendalam, hanya E dan A yang membuat hati saya terenyuh saat bercerita soal dirinya. Dan yang lainnya hanya bercerita soal temennya dan keadaan di sekitarnya, cita-cita yang ingin mereka capai sangat luhur sekali, sebagian besar dari mereka ingin menjadi dokter.
            Interview pun saya batasi hanya enam orang saja dari delapan belas santri, karena melihat waktu yang sudah larut malam, selebihnya dilanjutkan besok malam. Yang pasti saya sudah sedikit memberi motifasi kepada mereka soal pilihan hidup atau hidup sebagai pilihan, benamkan niat kalian lalu lakukan apa yang ingin kita capai, jangan berkecil hati dan jangan bermalas-malsan teruslah memotivasi diri, karena kemalasan akan tumbang oleh semangat dan cita-cita kalian.
           
           

Ayo kirim cerpenmu sekarang ke alamat ini: lukasgentara@ipal.com

Kita Sering Kali Lupa dengan Penampilan Diri


Penampilan sering kali membuat lupa diri, padahal apa yang kita lihat berbeda dengan apa yang orang lain lihat. Seperti, saya merasa paling menarik dan necis dibandingkan dengan temen-temen lainnya, soalnya saya berpakaian sedikit rapi dari mereka, saya memakai jas hitam waktu itu, sambil berjalan menuju masjid untuk sembahyang berjamaah, sesekali ada senda gurau di jalan, eh tiba-tiba ada celetukan ini jas apa jubah, ha….ha….ha, temen-temen yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak termasuk perempuan yang ada di sebelahku. Pasalnya jas yang ku kenakan kegedean.
            Saya sempet berkecil hati, dalam sholatku, ya Allah aku ini orang yang diberi kekurangan dengan poster tubuh yang kecil dan tidak menarik dipandang, Ya Allah berikan aku kelebihan selain kekurang yang Engkau berikan, aku ingin membuktikan bahwa aku bisa walau dengan tubuh seperti ini.
            Dan aku sadar, bahwa tidak ada makhluk yang paling sempurna segalanya, kecuali Nabi Muhammad sebagai manusia pilihan. Kita patut mencontoh sedikit kelebihan darinya. Semoga

Sabtu, 17 September 2011

Suasana Ramai saat Pengumuman Pemenang Perlombaan Cerpen dan Puisi


Bangga,  terlihat pada wajah para pemenang perlombaan cerpen dan puisi yang digelar sejak tanggal (17/08) sampai dengan (17/11), dengan tema Ramadhan dan Idul Fitri, perlombaan dalam rangka mengasah minat menulis para santri ini sudah menjadi kegiatan rutin pon-pes Al-Mizan setiap menjelang libur panjang dan disesuaikan dengan tema liburnya, perlombaan ini digagas langsung oleh ketua Yayasan Al-Mizan M Zaenal Muhyidin yang juga sebagai Ustadz di pesantren. Menurutnya, Kegiatan ini digagas tidak lain untuk mengasah bakat para santri dalam menulis dan sebagai tugas liburan, agar libur santri menjadi sangat bermanfaat.
Malam itu  Sabtu, (17/11) Ketua Pengurus Organisasi Santri (PORSI) mengumumkan langsung di hadapan para santri setelah para juara diputuskan oleh dewan juri,  yang sesekali diiringi dengan tepuk tangan yang meriah saat satu persatu nama-nama para juara dibacakan. Para juara Perlombaan menulis Cerpen dan Puisi yang diikuti seluruh santri putri, di antaranya; Deti Rahmawati sebagai juara pertama dalam perlombaan Cerpen dengan judul Sebuah Pengungkapan, juara kedua diraih oleh Robiatul Adawiyah dengan judul Pinta dalam Diamku, dan Listia Nursalimah sebagai juara ketiga dengan judul Takut, Zulfah Umihani juara pertama lomba menulis Puisi dengan judul Reuni Kampung Idul Fitri 1432 H, Fitriawati sebagai juara kedua dengan judul Mutiara Fitrah, dan Ghina Fitriyah sebagai juara ketiga dengan judul Kembali Suci.
Para juara akan diberikan penghargaan oleh pesantren berupa Tabanas, Buku, Sertifikat dan karyanya akan dipublikasikan di Bulzan, penghargaan ini sebagai bentuk motivasi untuk santri agar terus menggali bakatnya dalam dunia tulis menulis. Karena, menulis bukan profesi bawaan sejak lahir atau keturunan melainkan profesi yang harus terus menerus diasah, seperti mata pisau yang semakin diasah semakin terlihat ketajamannya. Selebihnya, para penggas perlombaan, dewan juri dan seluruh pengurus berharap semua santri mendapat inovasi menulis dan memenangkan prlombaan di tingkat yang lebih tinggi. (why)

Minggu, 14 Agustus 2011

Baraka Allah

We’re here on this special day
Our hearts are full of pleasure
A day that brings the two of you
Close together
We’re gathered here to celebrate
A moment you’ll always treasure
We ask Allah to make your love
Last forever

Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice

Let’s all say, say, say

بارك الله لكما وبارك عليكما
وجمع بينكما في خير
بارك الله لكما وبارك عليكما
وجمع بينكما في خير
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.

From now you’ll share all your chores
Through heart-ship to support each other
Together worshipping Allah
Seeking His pleasure

We pray that He will fill your life
With happiness and blessings
And grants your kids who make your home
Filled with laughter

Let’s raise our hands and make Dua
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say

بارك الله لكما وبارك عليكما
وجمع بينكما في خير
Baraka Allahu Lakuma wa Baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fee khair.
Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma
Wa jamaah baina kuma fii khair.

بارك الله
بارك الله لكم ولنا

الله بارك لهما
الله أدم حبهما
الله صلّي وسلّم على رسول الله

الله تب علينا
الله ارض عنا
الله اهد خطانا
على سنة نبينا

Let’s raise our hands and make Du’a
Like the Prophet taught us
And with one voice
Let’s all say, say, say

بارك الله لكما وبارك عليكما
Barakallahu Lakuma wa Baraka alikuma

Inspirasi Bisnis

Mimpi, itulah yang baru aku miliki saat ini, bingung dan harus bagaimana caranya menggapai mimpi itu menjadi kenyataan (Change My Dream). Hampir semua orang sukses berawal dari mimpinya yang dapat merubah khyalan menjadi kenyataan, di hampir setiap pebisnis, pengusaha sukses atau sukses di bidang apapun mereka selalu mengamini mimpinya agar menjadi kenyataan.
Aku heran dengan orang-orang yang sudah melambung sukses yang sudah mendapat royalti jutaan bahkan milyaran rupiah, dengan kegigihannya, mereka tak hiraukan duri atau batu yang menghadang, bahkan diloncatinya agar sampai pada tujuannya. Bagaimana denganku, mimpiku sudah bertumpuk tapi cara merubah mimipiku belum saya dapatkan.
Yakin dengan apa yang kita impikan, maka semuanya akan tercapai. Sudah banyak pengusaha-pengusaha yang sukses yang menjadi contoh bahkan diceritakan satu persatu dalam bentuk buku tentang kisahnya selama menjalankan bisnisnya dari nol. Inilah yang dapat menginspirasi saya untuk maju, maju dan terus maju. 







Sabtu, 16 April 2011

Bom Bunuh Diri: Berkali-kali Terjadi di Negeri Kita (Indonesia)

Kami sudah semakin  resah dengan adanya terror bom dan bom bunuh diri yang terus menghantui negeri ini (Indonesia), ke mana sebanarnya hati nurani mereka?. Akan kah kejadian terror bom dan bom bunuh diri ini terus berlangsung setelah tragedy Bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002, bom Hotel JW Marriott-Jakarta tanggal, 5 Agustus 2003, Bom Kuningan di depan Kedubes Australia 9 September 2004,  Bom Bali II 1 Oktober 2005, Bom Mega Kuningan Hotel JW Marriott 17 Juli 2009, dan sekarang yang terjadi di Mapolres Kota Cirebon tanggal, 15 April 2011, dengan jumlah korban 1 tewas dan 27 orang lainnya luka-luka termasuk Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco?.

Insiden bom bunuh diri yang terjadi di beberapa daerah tersebut, merupakan hal yang sangat keji di mata masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya. Lebih dari itu, masyarakat duni sudah mengecam bahwa ummat muslim lah dalang di balik kejadian yang berbau terror dan bom bunuh diri.

Apa sebenarnya maksud dari semua tragedy terror dan bom bunuh diri ? ada yang menyebutkan bahwa bom bunuh diri merupakan Jihad fii al-Sabilillah, alih-alih mendapatkan surga bagi yang melakukannya. Tanpa pandang bulu dan melihat siapa yang berada di dekatnya, padahal ummat muslim, anak-anak, perempuan, dan lansia yang berada di sekitarnya,yang dalam Islam mereka semua harus dilindungi. Entah apa jadinya negeri kita saat ini, belum tuntasnya satu kasus, muncul lagi kasus terbaru yang tak pernah kunjung selesai. Misalnya kasus korupsi, kasus perompak Somalia, dan kausus-kasus lainnya yang sedang menggerogoti tubuh Indonesia saat ini.

Terorisme merupakan tindakan yang tidak dibenarkan oleh syariat, karena membunuh satu orang sama saja mereka membunuh semua umat muslim di dunia. Selebihnya, mari kita bersama-sama mengkampanyekan sejak dini pada semua kalangan khususnya generasi muda akan bahanya terorisme dan menyiapkan generasi-generasi muda yang toleran. Yang menunjukkan pada dunia bahwa kita (orang Islam) bukan TERORIS! Tetapi seperti petuah yang saya kutip dari kalender para pecinta kedamaian: “Human Love Human, menolak kekerasan merawat kebebasan”. (why)

Jumat, 18 Februari 2011

SULUK MIZANI: MEMBANGUN KARAKTER SANTRI


Kita tahu, Indonesia merupakan bangsa terpadat ke-empat penduduknya di ranking dunia setelah Cina,India,dan Amerika mencapai 220 juta jiwa. Lebih dari itu, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Seharusnya, Indonesia lebih maju jika dibandingkan dengan Negara-negara lainnya yang mayoritas penduduknya non muslim, mengapa demikian?, karena Islam merupakan ajaran yang lebih mengedepankan nilai-nilai universal, seperti: Kejujuran, keadilan dan toleransi, namun pada kenyataannya nilai-nilai luhur tersebut tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh kebanyakan umat muslim. Tidak salah jika saya gambarkan bangsa Indonesia saat ini mengalami penurunan kualitas moral bangsa. Mulai dari serang menyerang antar kelompok, intoleransi, lebih suka mementingkan diri sendiri, golongan atau parpol, sampai kepada kasus korupsi yang tidak kunjung selesai.    
Suluk Mizani hadir sebagai pencerah kehidupan bangsa, menurut KH. Maman Imanulhaq, yang akrab disapa Kang Maman sebagai Inisiator adalah, Suluk Mizani sebuah metode yang akan menuntun para salik mempunyai karakter qurani dan memegang teguh nilai-nilai islami. Melalui Suluk Mizani ini diharapkan lahir pribadi-pribadi yang dapat diandalkan sebagai agen perubahan (agen of change) yang akan mensosialisasikan nilai nilai cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta di tengah kehidupan berbangsa, bernegara serta dalam kehidupan global. Selain orientasi di atas, suluk juga merupakan kolaborasi antara pendidikan dengan permainan yang dapat menyegarkan jasmani dan rohani. Suluk yang berarti Jalan, kata ini kerap dipakai para ulama sufi (salik) untuk menempuh jalan menuju Ilahi.
Beberapa metode Suluk yang saya kutip pula dari Modul Suluk Mizani ialah; Pertama, metode normative. Dimana teks keagamaan, an-nushush ad-diniyyah, seperti Al-Quran, Al-Hadist dan Qaul Ulama jadi rujukan utama dalam menggali nilai-nilai islami yang akan menjadi energi atau motor penggerak transformasi untuk mewujudkan keadilan sosial.  Kedua, metode historis. Yaitu menggali nilai-nilai islami secara induktif dari empiris sejarah Nabi, para sahabat, ulama, auliya dan guru-guru pesantren dalam  membangun kesadaran bersama tentang pentingnya perubahan struktur sosial ke arah kehidupan yang lebih adil, sadar untuk mengorganisasi diri, menyuarakan, dan berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan public. Ketiga, metode reflektif. Hal ini dilakukan dengan cara menggali nilai-nilai islam dari beberapa sumber utama seperti yang dikemukakan di atas, dari deduktif ke induktif atau sebaliknya. Sekaligus mengidentifikasikannya dalam nilai ke al-mizanan sebagai makhzun an-nafsi yang bersifat material dan imaterial yang dikembangkan untuk melahirkan pemikiran yang progresif-transformatif dalam upaya membangun masyarakat.

Bebas Tapi Terbatas
            Layaknya kegiatan kepramukaan, dalam Suluk Mizani terdapat pula yel-yel dan permainan-permainan yang membangun kepercayaan diri para santri/siswa, karena setiap ucapan dan gerakan yang diperagakan oleh para santri/siswa mengandung makna dan berorientasi pada pembangunan karakter (moral) qurani yang memegang teguh pada nilai-nilai Islami.
            Kegiatan ini dimulai sejak fajar sodiq (fajar yang benar tampak) pukul (05.00), setelah menunaikan ibadah subuh, saat otot-otot para santri masih merekat dan syaraf pun belum tersalurkan secara menyeluruh pada bagian tubuh, diawali dengan stimulan membaca do’a pagi hari bersama-sama kemudian dilanjutkan dengan salam seimbang yang diiringi dengan tepukan tangan, berikut bunyinya: Bangkit…!, Al…Mi…zan, Al-Mizan… Seimbang…!.
            Setelah itu, menyanyikan Mars Al-Mizan kemudian dilanjutkan dengan yel-yel yang setiap gerakan dan ucapannya memiliki makna tersendiri, salah satu contoh yel-yelnya ialah, “Menyatu di bumi meraih harapan langit, Al-Mizan! Go 2x Figth 2x Win 2x Al-Mizan…Yes!, sangat sederhana sekali kalimatnya, namun jika ditafsiri kalimat di atas memiliki makna yang sangat dalam, yaitu; membumikan niat atau tujuan kita untuk mencapai cita-cita setinggi-tingginya. Kalimat di atas,  cocok sekali untuk para santri/siswa agar terus bangkit dan  bergairah dalam menyelami samudra ilmu pengetahuan.
            Hal yang paling menarik menurut para santri adalah bebas tapi terbatas, sama halnya dengan serius tapi santai (sersan), metode inilah yang digunakan setiap kegiatan Suluk Mizani berlangsung. Meski kegiatan ini berlangsung seminggu sekali, namun para santri/siswa merasa terkesan dengan suguhan materi yang selalu dikombinasikan dengan permainan-permainan ala santri sendiri yang menyenangkan serta menghibur. Selain itu, Suluk juga dilaksanakan di pagi hari, menurut Ihsan Tandjung yang saya kutip dari situs http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/raih-keberkahan-di-pagi-hari.htm  waktu pagi merupakan waktu istimewa. Ia selalu diasosiasikan sebagai simbol kegairahan, kesegaran dan semangat. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW juga memberi perhatian kepada waktu pagi,  berikut bunyinya:
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berdoa: “Ya Allah, berkahilah ummatku di pagi hari.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam biasa mengirim sariyyah atau pasukan perang di awal pagi dan Sakhru merupakan seorang pedagang, ia biasa mengantar kafilah dagangnya di awal pagi sehingga ia sejahtera dan hartanya bertambah.” (HR Abu Dawud 2239)

Membangun Karakter Santri
Strategi membangun karakter bangsa melalui Suluk Mizan baru dirasakan sebatas komunitas tertentu, yaitu para santri/siswa Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi-Majalengka. Harapan besarnya, ialah menyebar ke seluruh masyarakat Indonesia, sebagai metode pembelajaran yang tidak hanya mengukur keberhasilan santri/siswa dari segi tercapainya target akademis. Tetapi juga soal pembentukan karakter yang mencerminkan nilai-nilai luhur pada benak santri atau siswa.
Sedikit menoreh sejarah, santri sejak jaman penjajah tidak hanya berperan sebagai penuntut ilmu atau belajar agama saja, akan tetapi mereka memiliki kontribusi besar sebagai palopor perlawanan kaum orientalis dan imprealis barat yang bersama-sama para ulama mempertahankan Islam dan NKRI pada masa penjajahan Portugis dan Belanda, besarnya peran santri sebagai patriot bangsa, diharapkan menjadi cerminan bagi masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya, bahwa santri mampu membawa perubahan sebgaimana yang diharapkan inisiator dan masyarakat Indonesia, menjunjung tinggi nilai nilai cinta kasih, persaudaraan, prinsip keadilan sosial, kemashlahatan dan kerahmatan semesta di tengah kehidupan berbangsa, bernegara serta dalam kehidupan global.
Tak lepas dari kekurangan dan kelebihannya, setidaknya metode ini sebagai pengantar para santri/siswa menuju cita-cita bangsa dan para pendiri bangsa (founding fathers), ”Syubbanul Yaum Rijalul Ghad”. Selamat berlayar para santri mengarungi samudra ilmu pengetahuan.

Senin, 31 Januari 2011

80 Tahun Namamu Masih Ada


Saya sangat simpatik pada sang penyair legendaries Khalil Gibran, walaupun saya pribadi belum sama sekali membaca apa lagi menghayati karya-karyanya yang sangat popular. Ketertarikan saya pada sosok Khalil Gibran adalah beliau multi talenta dari seorang penyair juga menjadi seorang pelukis terkenal di masanya, bahkan hingga saat ini, namanya, karyanya dan perjalanan hidupnya masih dikenang oleh masyarakat duni, pepatah mengatakan “Gajah mati meninggalkan gadingnya, manusia mati meninggalkan namanya”.  
                Tepat 10 April 2011, Khalil Gibran genap haul yang ke-80 tahun. Momentum bersejarah ini, diperingati oleh kalangan Budayawan, Sastrawan, Seniman bahkan masyarakat dunia yang sudah menikmati karya-karyanya. Saya pribadi pengen sekali membaca karya-karyanya, yang baru saya lakukan hanyalah mengunjungi Gramedia Cirebon dan hanya sempat membaca sejarahnya saja belum pada isi tulisannya.
                Jika kita amati sejarah para ilmuan besar, rata-rata mereka hidupnya tidak semewah yang kita bayangkan, mereka harus melawan berbagai arus masalah yang menimpa kehidupan, seperti Khalil Gibran, beliau lahir di Basyari-Lebanon, Basyari sendiri adalah daerah yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Selain itu, keluarga beliau juga satu persatu meninggalkannya, mulai dari Ibu kandungnya yang meninggal dunia karena penyakit TBC, Kakaknya yang menjadi tumpuan hidupnya, Kamilah juga terkena tumor ganas dan adiknya Mariana yang selalu dihantui penyakit dan kemiskinan keluarganya. Dari sinilah Khalil Gibran menjadi Penyair terkenal setelah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam di sekitarnya, sehingga dituangkan dalam bentuk tulisan.
                Kita patut apresiasi kegigihan dan kerja keras beliau, sehingga melahirkan banyak penyair-penyair besar di abad modern ini. Sampai kapan pun ilmu tidak akan pernah habis, malah akan terus bertambah dan bertambah sesuai dengan zamannya.
                Dan saya ucapkan terima kasih banyak kepada Group PARTAI PENULIS PUISI yang tidak henti-hentinya mengshare gagasannya untuk menulis dan terus menulis, terutama saya pribadi termotivasi untuk terus belajar menulis.  

Senin, 24 Januari 2011

Yang Mendalam

Jtw, 25 Jan 2011

Merasa teduh, sunyi, sepi
Ketika serpihan hati tak lagi bertaburan di udara
cinta semakin tak ku mengerti
datang dengan indahnya
pergi tak membawa seserpih hati sedikit pun

ku belai jiwaku yang terbujur kaku
menanti ke mana aku pergi
ke mana aku harus mencari
ke mana aku mengadu

Ya Rab, jika ini terbaik untukku dan dirinya
Jadikan sebuah mimpi besar untuk merenggut kembali cinta suciku

Sabtu, 15 Januari 2011

Sepak Bola Menurut Kaum Sarungan

                Walaupun pada akhirnya Negri Jiran lah yang mendapat juara AFF Suzuki Cup dipenghujung tahun 2009 lalu, namun Timnas Indonesia saat ini membuat bangga masyarakat Indonesia terutama mengharumkan nama Bangsa. Selain para pemain, juga patut kita apresiasikan pada supporter kita yang solid mendukung Timanas dan tidak pernah membuat onar saat pertandingan berlangsun.

Demam Bola
                Pertandingan Piala AFF Suzuki Cup telah usai, bagaimana dengan masyarakat Indonesia saat ini? Biasanya setelah pertandingan selesai masyarakat Indonesia merasakan demam bola, sehingga ide ingin mengadakan pertandingan bermunculan, baik itu di kalang anak-anak maupun orang dewasa. Seperti santriwan Pon-Pes Al-Mizan, hampir setiap hari mereka bertanding sesama temannya, tanpa kenal lelah dan tidak mengharapkan apa pun, selain mencari kesenangan semata. “selain mencari kesenangan kita juga bisa sehat jasmani dan rohani” uajar Wahyu salah satu pemain yang sudah lincah gocekannya saat di Tanya, “ya selain sehat juga kita sudah hobi dari kecil” sambung Asep Mulyana pemain yang paling dihandalkan di kelompoknya dan ditakuti lawannya, saat menggocek-gocek bola juga sebagai gelandang terhebat. Pria kelahiran Leuwilaja-Rajagaluh ini sudah hobi bermain bola sejak duduk di bangku SD.
                Saya berasumsi bahwa mereka bisa seperti itu karena terbiasa, seolah-olah sepak bola seperti kebutuhan primer dalam   memenuhi kesenangan individu. Esensi dari permainan sepak bola sendiri adalah tumbuhnya rasa percaya diri, kebersamaan, kesetaraan dan kerjasama yang paling ditonjolkan oleh mereka. Karena mereka tidak akan bisa bermain sendirian tanpa bantuan yang lainnya, sepak bola juga merupakan cermin kehidupan sosial yang tidak akan pernah lepas dari saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
                Belajar terus, tunjukkan prestasimu kelak. Indonesia masih sangat membutuhkan generasi muda yang sehat jasmani serta memiliki talenta yang luar biasa, “Syubbanu al-Yaum, Rijal al-Godh” pemuda hari ini adalah generasi masa depan.

Menulis Butuh Kerja Keras

Sulit sekali untuk mulai belajar menulis, dibutuhkan waktu yang sangat panjang, focus, serta menunggu ketiban imajinasi yang unik yang akan mengantar kita untuk bisa mulai sejak pemula hingga professional. Hampir setiap penulis mengalami hal demikian, pasalnya menulis bukan karena keturunan atau bakat turunan, akan tetapi, menulis adalah sebuah kebiasaan yang harus terus dicoba sampai tetes darah penghabisan.
                Melihat para penulis yang sudah berhasil, memicu saya untuk menjadi seorang penulis seperti: Kang Abik, Andrea Hirata, dan masih banyak lagi penulis-penulis yang mumpuni. Selain mendapat pengalam imajinasi yang sangat luas penulis juga mendapat property yang sangat besar dari hasil menulis, sehingga mencukupi kehidupannya bahkan lebih dari itu.
                Luar biasa bukan, jika kita melihat para penulis sukses saat ini, kapan kita akan memulainya? Sekarang… ya sekarang saatnya kita menuangkan ide-ide unik kita dalam sebuah tulisan, minimal tulisan kita dikonsumsi oleh diri kita sendiri, kerabat dekat dan orang-orang di sekitar kita.
                    “Berakit-rakit Kehulu Berenang-renang ke Tepian”, begitulah petuah Bung Roma dalam lagunya, ya semua orang bisa karena terbiasa, semua orang bahagia setelah mengalami kesakitan. Tidak mudah memang, kalau kita mengigninkan kesuksesan ada di depan mata kita. Sebelum kita merasakan, bagaimana pahitnya perjuangan untuk mencapai puncak kesuksesan tersebut, salah bukan berarti kita tidak bisa, tapi kesalahan merupakan sebuah proses untuk bisa. Mulailah dari hal yang sangat kecil, jangan sepelekan ide cemerlangmu, suatu saat orang akan mencarinya.
                Mari kita renungi sejenak, apa yang sudah kita dapatkan sejak lahir sampai hari ini?, sudahkah kita memanfaatkan peluang yang ada di sekitar kita?, terpenuhikah kebutuhan kita sehari-hari?, bagaimana nasib kita hari ini?, pertanyaan yang sangat dangkal ini memicu kita untuk terus berusaha dan terus berusaha. Mari menulis, Sampai jumpa di lain artikel yang saya upload lusa.