Selasa, 30 November 2010

"The ‘O’ Project" Mengupas Ketabuan


"The ‘O’ Project" Mengupas Ketabuan

Memulai sesuatu untuk mencapai kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan, begitu penafsiran yang saya tangkap dari penulis buku The ‘O’ Project  Firlania Purwanti asal Jakarta pada saat mengisi acara bedah bukunya di Gramedia Grage Mall Cirebon (22/10/10). Pada kesempatan ini beliau bercerita tentang sulitnya memulai menulis, proses pengeditan bahasanya pun diedit oleh tiga orang editor yang berbeda latar belakangnya. Selanjutnya beliau memaparkan dan mengupas habis isi buku yang masih menuai misteri di beberapa kalangan, terutama mahasiswa ISIF selaku penggagas acara tersebut di atas.
Selain dihadiri oleh mayoritas mahasiswa ISIF, acara tersebut dihadiri pula oleh Nyi Hj, Masriyah Amwa pengasuh Pon-Pes Kebon Jambu juga penulis buku yang duduk di depan audience sebagai pembanding, Mbk Rozikoh sebagai aktifis Fahmina, Direktur Fahmina juga Dosen ISIF Marzuki Wahid yang duduk bersama audience, beberapa karyawan dan pengunjung setia Gramedia Grage Mall Cirebon antusias menyimak acara tersebut.
Sebagian mahasiswa ISIF datang terlamabat, termasuk saya. Setibanya kami di tempat acara, acara sudah dimulai beberapa menit yang lalu dan dialog pun kian memanas, para peserta berebut  melempari beberapa pertanyaan seputar isi buku The ‘O’ Project yang mengupas habis tentang hubungan intim seorang perempauan dan laki-laki atau disebut juga sex,  sex yang selama ini dianggap tabu oleh kebanyakan masyarakat, selain itu, Undang-Undang Pornografi pun sedikit disinggung olehnya, namun dalam forum ini mereka membongkar habis ketabuan tersebut secara vulgar. Yang paling membuat audience tertawa terpingkal-pingkal, mbak-mbak yang ada di depan audience menceritakan hubungan mereka dengan suaminya, sampai-sampai mereka mengugkapkan terakhir kali mereka mengeluarkan orgasmenya. Hahahaha, suasana ruangan semakin bingar, dan dijatuhi tepuk tangan yang meriah oleh peserta.
Akhirnya terungkap sudah misteri di balik buku The ‘O’ Project, cuplikan pesan yang sangat berharga dan berbau poltik dari buku tersebut adalah mulailah membangun kesetaraan  dari tempat tidur kita, benar sekali sebelum kita melangkah lebih jauh, seperti; membangun komunitas hingga membangun bangsa, sebaiknya lebih dulu kita membangun sesuatu dari tempat tidur kita. Terutama bagi yang sudah berumah tangga, karena budaya patriarkhi dan doktrin-doktrin yang melemahkan kaum hawa untuk maju masih merajalela di negri kita.
Waktu menunjukkan pukul 16.00, acara segera diakhiri oleh pihak Gramedia sebagai penyedia fasilitas bedah buku. Sebagian peserta berpose bersama mbak Firli dan diperbolehkan meminta tanda tangannya bangi yang sudah memiliki bukunya. Kami pun para mahasiswa bergegas keluar dari tempat acara, sungguh pengalaman dan pemikiran yang luar biasa bagi mbak Firli, idenya tertuang dalam sebuah buku yang bersampulkan warna hijau, yang paling membuat penasaran dan menuai misteri bagi pengunjung adalah huruf ‘O’ di halaman depan buku tersebut. Terima kasih mbak Firli semoga ide-idemu menjadi motifasi Mahasiswa ISIF khususnya dan Masyarakat Indonesia umumnya.